Thursday, May 19, 2011

Look At Me,... I'm Here (part 2)


Tittle : Look At Me,... I'm Here (part 2)

Cast :
- Park Shin Hye
- Park Jung Min
- Yoon Eun Hye

Author : Park Yoon Ha

Shin Hye POV

" Ha,...hahaha,... ha,. ha,... hhahaaaaaa,....."
Tiba-tiba saja aku merasakan hal yang tidak beres pada namja di sebelahku ini. Nggak ada hujan nggak ada angin apalagi puting beliung, tiba-tiba aja ketawa nggak jelas kayak gitu. Aku sempat bergidik sendiri kalau misalnya nie cowok satu ternyata memiliki gangguan pungsi otak. Ckckck,... ganteng sie ganteng, tapi kalau gila sie tengsin juga jadinya. Aku hanya memandangnya selama beberapa detik, tapi aku langsung mengalihkan pandanganku untuk mengantisipasi, ya,... mungkin saja dia akan merasa tersinggung karna tatapanku yang kemudian membuatnya ngamuk-ngamuk.
Aku kembali melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda karna mikirin si namja babo ini. Bukannya mikirin yang aneh-aneh, aku hanya takut kalau seandainya dia benar-benar gila. Dan sekarang dia tepat berada di sebelahku, bagaimana kalau seandainya dia kambuh dan pas sekali orang yang paling dekat dengan jangkauannya adalah aku! bagaimana kalau dia tiba-tiba menerjangku kemudian menggigit sepatu yang aku pakai? ah,... andwe,..... ya! Park Shin Hye! apa yang kau pikirkan? Bukannya sekarang dirimu yang terlihat bodoh?
" Shin-ah ,... em,..." katanya perlahan. Mwo? Shin? kenapa dia memanggilku seperti itu? selama ini hanya keluargaku yang memanggilku begitu. Padahal kami baru kenal, setidaknya dia harus memanggilku Shin Hye-shi, karna secara pengetahuan umum(mungkin), itu cara untuk menyebut nama orang yang baru dikenal. Dasar!
Aku melihat kearahnya dengan malas, " hemm,..."
" eh,... any,... aku hanya,.. hanya,.." dia tampak sedang berpikir keras, seolah kata-kata yang akan diucapkannya akan berpengaruh pada masadepannya saja, cihh,...
" aku apa?!" tanyaku geram.
" em,.. any, aku hannya ingin bertannya, seperti yang kau tau, aku anak baru disini. Dan pastinya aku belum terlalu hafal dengan lingkungan disini. Apa kau mau mengantarku untuk melihat-lihat?" dia bertanya dengan ragu-ragu.
" kenapa harus aku?" tanyaku cuek.
" ya karna kau yang paling dekat denganku!" aku langsung melirik kesekeliling, benar aku orang yang paling dekat dengannya, dalam konteks tempat. Tapi apa itu bisa jadi alasan?
" andwe!!" jawabku dengan cuek(lagi).
" waeyo??"
" ya karna aku tidak mau! kau minta saja pada yeoja yang lain". aku melirik sekeliling, " sepertinnya kau akan mendapat banyak tawaran dari yeoja lain kalau hanya untuk sekedar melihat-lihat sekolah barumu. Kau lihat saja pandangan mereka yang seakan haus ketampanan mu itu!" aissh,... kenapa aku harus bicara seperti itu? sekarang pasti dia sudah melayang-layang karna perkataan ku tadi.
" mwo? jadi kau mengakui ketampananku juga?" katanya kegirangan. Huh,.. masalah kayak gini aja, cepet nangkepnya!
" bukan begi,......" kata-kataku terhenti karena Eun hye tiba-tiba menghampiri kami.
" Jung Min-shi,... apa kau ingin melihat-lihat sekolahan barumu ini? aku bersedia mengantarmu." tawarnya.
aku langsung menatap namja babo disebelahku dengan tatapan kemenangan. Benar sekalikan dugaanku.
" oh,.. nona, em,.. maaf aku belum tau namamu." apa? dia tidak tau Eun hye? yeoja paling populer seantero sekolahan? tunggu,... padahal tadi dia dengan mudah menyebut namaku. Apa aku lebih populer dari Eun Hye? ah,.. any, dasar babo, kenapa aku bisa mikir sperti itu sih?
" ah,... namaku Eun Hye, Yoon Eun Hye,..." jawabnya dengan nada penuh kekecewaan. Tentu saja dia kecewa, ternyata ada orang yang tak tau dia, apa lagi ini namja incaranya. Huh,... mengelikan.
" eh,.. iya benar, tadi kau bilang mau melihat-lihat sekolah" kataku memberi kesempatan pada yeoja cengeng ini, lebih tepatnya sie, meloloskan diri(?)
" ah,.. any,... any,.. aku memang ingin pergi, tapi hanya dengan yeoja cantik disebelahku ini,.." katanya enteng. Aku langsung mendelik kearahnya berharap dia akan sedikit menyesal karena telah mengatakan hal menjijikan itu. Tapi di luar dugaan, dia malah senyum-senyum aku pelototi. Mungkin penyakitnya itu sudah kronis.

Jung Min POV
Aku dapat melihat dengan jelas tatapan kemarahannya itu, begitu manis,,.... haha,.. mungkin aku sudah gila dengan sukses akibat gadis ini. Mana ada orang yang terlihat manis kalau sedang melotot seperti itu? tapi lain halnya dengan dia, mungkin hanya aku yang merasa seperti itu atau apa. Dia terlihat semakin manis saja,... semakin lama aku menatapnya dia terlihat semakin manis. Wajahnya itu seperti hipnotis, apapun ekspresi yang diciptakannya selalu terlihat indah dimataku,... oh,.. gost,... apa yang salah dengan otak dan mataku ini?
" ya! kau sudah bosan hidup?" aku tersentak mendengar kalimatnya barusan. Padahal dia berbicara dengan nada biasa, sedikitpun tidak ada unsur teriakan. Tapi bisa dengan sukses membuat jantungku mencelos dari tempatnya, ah,.. mungkin karena aku sedang melamun dan pas orang yang ada dilamunanku itu dia. Iya tau nggak nyambung!
" waeyo?" tanyaku dengan gugup.huh,.. aku kecewa pada diriku sendiri, kenapa aku bisa segugup ini? "kau ini mengagetkanku saja, padahal aku sedang menikmati keindahan matamu" jawabku terkekeh sebenarnya untuk sekedar mengusir kegugupaan sie.
" mwo? keindahan? dari mananya letak keindahanyang kau maksud itu?" kali ini yeoja yang bernama Eun Hye mulai membuka suara. Ternyata dia masih disini, aku sama sekali tidak menyadari kehadiranya karna seluruh perhatianku sudah terpusat pada Shin,.. Shin ku,...
" dari mananya? kau bercanda? setiap jengkal dari dirinya adalah keindahan. Dan keindahan itu hanya untukku". Jawabku acuh, sekali lagi kulihat mata Shin melebar. Huh,.. anak ini, apa dia bisa  terlihat lebih mempesona lagi?
" oh,... keure? kau sungguh hebat Shin Hye-ah!" kata Eun Hye ketus dan memandang Shin dengan tatapan sinis. Aku benci sekali dengan gadis ini. Kalau ini adalah film dia pasti menjadi tokoh antagonis yang  sempurna.

0000ooo000

Shin Hye POV

Aku berjalan dengan gontai mengarungi jalan setapak yang sudah kulalui sepanjang hidupku ini. Tubuhku terasa kaku karena kelebihan aktifitas. Ya,... belakangan ini aku merasa aktifitasku bertambah banyak saja. mulai dari tugas sekolas, tugas paksaan(melayani Eun Hye dengan segala tetek bengeknya), dulu, itu saja sudah membuatku muak, dan sekarang tambah satu lagi. Melarikan diri dari namja babo yang selalu mengikutiku kemanapun. huh,... lama-lama jadi gerah juga melihat wajah itu. Awalnya si biasa aja tapi lama-lama jadi menyebalkan.
hah,... satu lagi sisa hidupku yang berjalan dengan sia-sia, eits,.. bukannya aku bentar lagi akan mati. Tapikan memang sering dibilang seperti itu, katanya semakin lama, umur kita  semakin pendek dan semakin dekat dengan kematian. Kalau dipikir-pikir memang bener, bener banget malah. Tapi mungkinkah umurku sudah pendek mengingat aku sering kali dikejar oleh malaikat maut itu(baca: Park Jung Min).
Aissh,... aku merasa semakin lelah setiap kali memikirkannya. Semakin lelah untuk memimpikannya. Semakin lelah untuk menghindarinya dan semakin lelah untuk menganggapnya seolah tak ada. Aku hanya gadis biasa yang selalu berangan tanpa pernah berfikir untuk mewujudkannya. Menurutku itu sama sekali tidak perlu. Mimpi ya mimpi, kenyataan ya kenyataan. Dan sekarang aku adalah kenyataan dan Jung Min adalah mimpiku.
"HHhh,....." aku membuang nafas pelan, berusaha membuang segala pikiran bodoh yang sempat menerpa otakku.
" apa harimu seberat itu?" aku terlonjak kaget mendengar suara itu. Aku begitu mengenalnya karna suara itulah yang dari seminggu ini terus menghantui hidupku. Aku langsung memutar tubuh dan mendapati namja itu berdiri sambil berkacak pinggang menatapku.
" nah kan? kau bahkan tidak menyadari kalau ada seseorang yang mengikutimu. Untung saja itu aku. Bagaimana kalau orang yang jahat?!" tambahnya lagi. Tapi aku kembali berusaha mengacuhkannya, aku langsung membalikkan badan dan melanjutkan perjalan kebarat ( author gila, emang kera sakti?).
Seperti biasa dia tidak marah dengan perlakuanku, aku selalu bersikap seperti ini padanya, entah kenapa. Mungkin aku hanya takut terlalu dekat dengannya dan kejadian seperti dulu akan terulang lagi. Dan juga aku tau benar kalau Eun Hye juga mengincar namja ini. Sama seperti dulu, dan pastinya tetap seperti dulu, sekarang aku juga lebih memilih untuk mengalah.
" ya,... Shin-ah,,," dia berusaha berjalan sejajar denganku. Oh,... bahkan dia memiliki nama panggilan kusus untukku. selama ini yang memanggilku seperti itu kan hanya keluargaku.
" hem,..." jawabku sambil masih tetap berjalan.
" entah perasaanku saja atau memang kau selalu berusaha untuk menjauh dariku, waeyo? apa ada yang salah dengan diriku? apa aku pernah menyakitimu atau apa?" tanyanya. Belum,... mungkin sekarang kau belum melakukan kesalahan. Tapi jika aku terus memaksakan dekat denganmu, mungkin aku yang akan melakukan kesalahan.
" Shin-ah,... jeebaal,... jangan menyiksaku lagi" keluhnya. Mwo? menyiksanya? apa maksudnya?
aku langsung berhenti dan memandangnya, " apa maksudmu?" Aku bertanya sambil mengernyitkan alis.
Dia tampak mendesah pelan, dan membalas tatapanku. " aku selalu berusaha untuk mendekatimu, berusaha menghilangkan jarak diantara kita, bahkan aku tak pernah peduli jika kau terus mengacuhkanku. Aku hanya perlu satu jawaban, alasan kenapa kau selalu menjauhiku itu saja".
Aku sempat kasian padanya, namun dengan cepat aku melengos dan melanjutkan berjalan," hanya perasaanmu saja,.." jawabku enteng.
Tapi langkahku seketika terhenti karena dia menarik tanganku dan dengan cepat menarikku kedalam pelukannya. aku berusaha melepas dan meronta-ronta dipelukannya tapi tenaganya terlalu besar.  Aku akhirnya menyerah karena percuma juga melawannya. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh namja ini? tiba-tiba saja memelukku seperti ini? di depan umum lagi!

Jung Min POV

Aku langsung menariknya kepelukkanku. Mendekapnya dengan erat seakan tidak ingin melepaskannya lagi. Aku marasa perasaanku sudah mau meledak. Aku sudah tak bisa menahan perasaanku lagi. Aku sangat membencinya. Membencinya karena selalu mengacuhkanku, membencinya karena selalu tersenyum kepada orang lain tapi tidak sekalipun padaku,membencinya karena telah berhasil mencuri hatiku, membencinya karena hampir membuatku gila jika sedetik saja tidak melihatnya dan terakhir membencinya karena dia telah berhasil membuatku membenci diri sendiri karena terlalu mencintainya padahal jelas-jelas ada banyak yeoja yang mengharapkan cintaku, tapi hatiku malah hanya terpaku padanya yang jelas-jelas selalu mengacuhkanku.
Aku bisa merasakan tubuh mungil itu terus meronta-ronta dipelukanku, tapi aku tidak memperdulikannya. Dia tak mungkin mati hanya karena berpelukan denganku. Kalaupun dia mati, aku akan dengan senang hati ikut dengannya karena dia telah membawa separuh lebih dari nyawaku. Setelah merasa perlawanannya sia-sia, akhirnya dia memutuskan untuk menyerah dan tidak meronta lagi. Aku kembali mengeratkan pelukanku, semakin lama semakin dalam aku seakan terhanyut saat memeluknya. Terlalu bahagia? mungkin.
"euh,.... Jung Min-shi,... a,... aku,... aku,... tak bis....a. benafasss,....." katanya pelan.
aku buru-buru melepaskan pelukanku karena takut terjadi apa-apa dengan Shin ku(?)
Dia hanya menatapku sekilas dan sedetik kemudian langsung melenggang pargi. ya, langsung pergi!pergi begitu saja, dia bersikaf seakan-akan tidak terjadi apapun. Kalau wanita normal, umumnya mereka akan melongo dan menatap dengan penuh kebingungan sambil meminta penjelasan, atau mungkin seperti yang sering ku lihat di drama-drama, mereka akan langsung menampar pipi si pria. Tapi dia, dia bersikaf seperti tidak terjadi apapun. Apakah dia tidak merasakan apapun setelah pelukan kami yang berdurasi 20 menit itu? oh,... aku saja hampir gila tadi. Bahkan aku mungkin lebih memilih ditampar olehnya, karena setidaknya itu menunjukkan dia perduli pada pelukan itu.
" ya,... Shin-ah,... berhentilah memperlakukanku seperti manusia transparan!" teriaku putus asa. Dia menghentikan langkahnya dan berbalik menatapku. " berhentilah menganggapku tidak ada! karena pada kenyataannya aku selalu disini, menatapmu,... dan apa salah jika aku memintamu untuk melihatku juga? Saranghe Shin-ah,... jeongmal Saranghae,... apa kau tidak bisa merasakannya?"
Aku menumpahkan seluruh kekesalanku. Ya,.. memang itu yang aku rasakan selama ini. Aku merasa sangat lega sekarang.
Sedetik kemudian, mataku terbelalak kaget karena tiba-tiba saja dia menghampiriku dan memelukku. Apakah aku terlalu berlebihan?



TBC


Wah,... akhirnya rampung juga nie part2. setelah sempet malas-malasan karna tidak kunjung nemu inspirasi(ceilah).
Tapi Author sekali lagi tidak akan pernah lelah untuk berpesan,..
harap tinggalkan kritik dan saran para reader sekalian,..
Gamsahamnida chingu-ah,....
Inget jadilah orang yang bijak dengan nggak jadi silent reader oke,....?????




No comments:

Post a Comment

chat


ShoutMix chat widget